Contacts
Info
Digital Legacy
28 AUG 2020 · Hai gaes... kamu pasti stres mengendalikan keuangan kamu belakangan ini kan? Gimana gak stres kalo liat pengeluaran lebih besar dari pada penghasilan, kalo tarikan lebih gede dari pada setoran, betul ya? Semua juga ngalamin seperti itu... bagus juga kita rame-rame belajar mengendalikan penggunaan uang kita yang mungkin selama ini bocor seperti angin.
Tapi ada satu lagi yang harus kita kendalikan di masa mencekik ini, yaitu penggunaan lidah kita. Hati-hati dengan barang kecil yang satu ini. Dia lembut tanpa tulang, bergerak lincah tanpa paksaan, abis itu dia sembunyi tanpa keliatan. Tapi dampak yang dia katakan bisa menyakiti hati orang, dan menimbulkan pertengkaran. Kalo sudah begitu stres kita jadi dobel porsi...
Karena itu gaes, hati-hati ya dengan penggunaan lidah kamu sepanjang hari ini. Meski jiwa kamu lagi tertekan dan emosimu mau meledak, jangan ngomong sembarangan... Tetap jaga lidahmu, rapatkan kuat-kuat gigimu dan doa pada Tuhan agar Ia memberi roh pengendalian. PASTI KAMU BISA. NGERTI YA?
Renungan : Pdt. Benny Solihin
Dibawakan : Pdt. Fu Kwet khiong
28 AUG 2020 · Kamu masih ingat lagu-lagu rohani yang liriknya "Allah kita hebat", "Allah kita dahsyat", atau lagu-lagu yang seperti itu deh? Waktu kamu nyanyiin lagu-lagu itu di kebaktian ngerasa gak kamu jadi on fire? Apalagi kalo sound sytem dan LED nya puluhan miliar, sampai kita keluar kebaktian rasanya mulut kita masih terus ngejoz.
Cuma kamu pernah pikir gak, orang-orang di luar gereja, entah itu kenalan kita, atau yang cuma ngobrol satu dua kali, enggak peduli banget apakah Allah kita itu dahsyat. Buat mereka gak ngaruh apa-apa. Mereka cuwek, coi. Lalu, kapan mereka mulai pengen tahu tentang Allah kita yang dahsyat itu? Jawabnya, sampai kita peduli pada mereka. Peduli artinya kita punya perhatian sama mereka, punya telinga untuk dengarin curhat mereka, punya tangan untuk gandeng mereka, dan punya kaki untuk jalan sama-sama mereka. Wouw, coi, itu lebih dahsyat dari pada ribuan lagu dahsyat yang kita nyanyiin di gereja.
Sekarang kita belum bisa lagi nyanyiin lagu-lagu dahsyat itu di gereja, kan masih pandemi. Tapi kenapa ya Tuhan yang dahsyat enggak musnahkan covid 19? Bisa jadi salah satu alasannya, BELIAU sudah bosan dengarin kita nyanyiin lagu seperti itu tapi hidup kita gak punya dampak. Dia pengennya kita itu jadi terang, terang yang jemput bola... pergi, ngobrol, peduli, dan jadi sesama bagi orang yang sedang sekarat. Siapa tahu di luar sana ada orang yang lagi tergeletak, butuh The Good Samaritan... Masa terang cuma liatin layar LED, dengarin musik, dan nyanyi. Gak ngefek, coi, kecuali kita peduli pada sesama. JANGAN NYANYI AJA, ACTION, COI.
Renungan : Pdt. Benny Solihin
Disampaikan : Pdt. Fu Kwet Khiong
25 AUG 2020 · Respons raja Nebukadnezar keoada Daniel atas pemaparan mimpi dan arti mimpi itu luar biasa! Mengejutkan! Ia melakukan dua hal kepada Daniel:
1) sujud menyembah,
2) memberikan persembahan serta ukupan.
Di peradaban purba dulu dan sampai kini di timur juga memang ada ungkapan pemberian hormat kepada pihak yang dianggap lebih tinggi kedudukan, lebih tua usia seperti kepada orangtua dalam bentuk menunduk sampai dalam. Dalam kebudayaan tertentu seperti budaya Jawa hanya kepada orangtua atau raja diberikan ungkapan sungkem. Bayangkan, raja yang di mimpinya ia melihat dirinya ada di bagian patung paling atas, kepala emas, kini menyembah sujud kepada seorang muda, hambanya, orang buangan dari Yehuda. Sedangkan arti mimpi yang sebenarnya menyiratkan kritik dan peringatan tentang kesementaraan Nebukadnezar dan kerajaannya.
Kerajaannya pasti akan berlalu dan digantikan oleh kerajaan lain juga akan lenyap tak berbekas oleh kedatangan kerajaan “batu yang bukan dari manusia dan membesar memenuhi bumi” itu.
Mengapa bisa begitu reaksinya? Apa yang menyebabkan raja besar, haus kuasa, dan kejam kini tersungkur sujud menyembah Daniel? Lebih lagi, ia malah sampai memberikan persembahan dan ukupan. Semua ini pasti karena ia disadarkan bahwa ada hikmat, kejelian melihat, kuasa dan kehadiran ilahi yang besar dalam diri Daniel sampai mampu melakukan hal yang mustahil dilakukan oleh semua orang berhikmat Mesopotamia.
Nebukadnezar tidak segan untuk memberi hormat dan pengakuan secara manusiawi juga memberi ungkapan,
ini menyiratkan ia tersungkur, menyatakan diri sebagai abdi dari pihak yang ke hadapannya ia tersungkur, mencurahkan ukupan wewangian yang biasa dilakukan dalam upacara keagamaan. Lalu, bagaimanakah sikap Daniel merespons sembah sujud dan ukupan tersebut?
Meski tidak disebutkan bagaimana reaksi Daniel, dari kata kerja yang dipakai di ayat 46 – raja “menjawab,” – berarti sesudah reaksi raja itu, Daniel pasti menyatakan penolakan.
dalam kisah-kisah selanjutnya, Daniel selalu menunjuk kepada sang sumber hikmat, kuasa, kedaulatan, yaitu Tuhan Allah, dan hormat, sujud, syukur dan persembahan senantiasa diberikannya kepada Tuhan. Itu sebab dikatakan, raja menjawab. Pasti Daniel kembali mengungkapkan sikap dan prinsip hidupnya yang elok – mengandalkan Tuhan, dan mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan saja – lalu menyadarkan raja bahwa sembah sujud hanya untuk Tuhan, dan bahwa Tuhan sendiri sajalah yang telah berkarya begitu dahsyat dalam diri Daniel. Itu sebab, jawaban raja kini adalah mengakui “Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu."
Kembali kita belajar tentang sikap elok Daniel. Ia mendapatkan pemberian harta dan dua kedudukan penting dari raja, yaitu 1) kepala atas semua wilayah Nebukadnezar – semacam wakil raja atau perdana menteri, 2) kepala atas semua orang berhikmat di Babilonia. Dari bukan apa-apa, orang buangan, anak bawang di mata algojo Babil dan mungkin juga di pertimbangan para bijak Babil, terancam dibunuh bersama semua yang dianggap gagal, kini karena mencari hadirat Tuhan Allah beserta hikmat dan kuasa-Nya, lalu mengembalikan kemuliaan hanya kepada Tuhan, Daniel kini mendapatkan kekayaan, kekuasaan politik, dan bahkan menjadi kepala yang berpotensi untuk memengaruhi, mengarahkan, mengubahkan, meluruskan para jawara ilmu-ilmu Babil. Ajaib-Nya Tuhan, bukan?!
Tetapi, Daniel tidak lupa tiga sekawannya yang sejauh ini telah bertumbuh bersama dia di dalam kekudusan, komitmen, doa. Daniel meminta raja untuk mengangkat Hananya, Misael dan Azarya yang menjadi penguasa wilayah Babilonia. artinya mungkin kekuasaan politis yang diberikan raja kepadanya, dialihkan kepada tiga kawan setianya itu.
Pelajaran untuk masa kini:
1) Keluarga Kristen, sekolah Minggu gereja, kelas katekisasi, sekolah-sekolah Kristen kiranya sungguh menjadi instrumen Tuhan di Indonesia zaman ini untuk mendampingi proses pemuridan para Daniel baru! Kisah Daniel, menjaga kekudusan, membina hubungan dengan Tuhan dan persekutuan dengan saudara seiman, komitmen dan keberanian serta kebijaksanaan dalam berbagai tatanan pergaulan sampai berdampak sedemikian besar, kiranya perlu ditanamkan pada generasi muda Kristen kita.
2) Fokus, Dana, Strategi, Rencana pelayanan gerejawi jangan hanya ke orang dewasa saja, harus lebih ke generasi muda.
3) Nilai-nilai apa dalam diri Daniel saat ia diperhadapkan pada ketakjuban raja, dan
Nilai nilai apa saja dalam diri Daniel saat terbuka kesempatan untuk mendapatkan harta, kuasa dan pengaruh, yang perlu kita jaga dan praktikkan terus menerus di momen-momen perjalanan hidup kita?
Penulis : Paul Hidayat
Disampaikan : Fu Kwet khiong
Bapak Paul Hidayat adalah
Penggerak Pelayanan Literatur untuk Hamba Tuhan (PELIHAT)
30 JUL 2020 · Daniel 2:31-49
Kini kita masuk ke bagian pemaparan isi dan arti mimpi Nebukadnezar. Mimpi itu adalah, “sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.”
Yang mencolok dari patung itu ialah ia terdiri dari berbagai bahan – sebagian besar logam dan terakhir tanah liat. Kepala dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dan paha dari tembaga, dan terakhir kaki-kaki dari campuran besi dan tanah liat.
Selanjutnya jatuh batu gunung yang bukan dilemparkan oleh manusia. Batu itu menimpa bagian kaki patung itu, lalu patung itu tumbang, remuk dan luar biasanya semua logam-logam patung itu dari yang paling mulia sampai yang paling keras menjadi seperti sekam, dihembus dan lenyap tak berbekas. Sedangkan batu itu bertumbuh-kembang menjadi gunung besar sampai memenuhi bumi.
Bahkan sebelum mengerti arti mimpi itu, hanya mengetahui isinya saja memang sudah cukup membuat orang bingung dan heran. Dan inilah alasan Nebukadnezar sampai gelisah, tidak bisa tidur karena kejutan. Nebukadnezar keheranan sampai ingin tahu rinci mimpinya dan arti mimpi itu.
Daniel sebelum menjelaskan arti mimpi tentang patung itu,
membuat pengakuan bahwa Tuhan telah menjadikan Nebukadnezar dengan Babilonianya menjadi raja segala raja, yang dikaruniai “kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan.”
Tetapi ini menyiratkan kesementaraan Nebukadnezar dan Babilonia, hal ini juga bisa beresiko reaksi buruk Nebukadnezar kepada Daniel,
Karena Babilonia akan berganti dengan kerajaan lain yang dilihat sebagai bagian dada dan lengan perak, yang juga akan diganti lagi dengan kerajaan lain yang dilukiskan sebagai perut dan paha tembaga, dan diganti lagi dengan kerajaan yang seperti campuran besi dan tanah liat.
Yang dijelaskan kepada Daniel dan disampaikan kepada Nebukadnezar hanya yang kepala emas itu adalah kerajaan Babilonia di bawah Nebukadnezar. Bagian-bagian lain dari patung itu, meski disebut sebagai kerajaan-kerajaan lain yang muncul sesudah Babilonia, sebenarnya tidak dijelaskan persis apa dan siapa oleh Daniel. Namun, dalam kebanyakan tafsiran itu dianggap merujuk kepada sejarah dekat kelanjutan dari Babilonia, yaitu Media-Persia, Yunani, dan Romawi. Sedangkan batu yang bukan dari manusia dan menjadi besar memenuhi bumi itu biasanya ditafsirkan sebagai Yesus Kristus yang mendatangkan Kerajaan Allah di bumi, melalui para pengikut-Nya, yaitu Gereja yang Kudus dan Internasional dan Esa.
Meski tafsiran itu populer dan cukup logis secara urut-urutan sejarah dalam konteks Daniel,
namun kita hendaknya tetap pada pesan utama yang mau dikatakan dalam mimpi itu. Yaitu,
1) mimpi itu sebenarnya adalah teguran awal Allah atas Nebukadnezar yang kejam, sombong, mengilahikan diri. Dan teguran itu kelak akan menjadi cambukan keras ketika di pasal berikut Nebukadnezar dihukum menjadi gila seperti binatang;
2) mimpi itu menegaskan bahwa kemuliaan dan kekuatan kerajaan-kerajaan dan apa pun dari dunia ini akan silih ganti, tidak kekal, dan akhirnya akan dilupakan. Tidak ada yang kekal;
3) dari kerajaan-kerajaan sesudah Babilonia itu ada sedikit isyarat yaitu kerajaan kedua akan kurang semulia Babilonia, yang ketiga akan memerintah seluruh bumi, dan yang keempat akan keras tetapi terbagi dan rapuh seperti besi yang bergabung dengan tanah liat.
Penting untuk kita ingat bahwa khususnya tentang kerajaan ketiga tidak berarti harfiah meliput seluruh dunia atau bahkan menyamai wilayah eks Babilonia. Juga tidak berarti bahwa dalam seluruh perjalanan sejarah dunia Kerajaan Babilonia adalah yang paling hebat. Sebab, kita tahu bahwa di samping yang terjadi di Mesopotamia ada juga kerajaan-kerajaan di belahan bumi lain seperti India, Nusantara, Cina, Afrika, Amerika, dll.
Dikaitkan dengan pasal tentang penglihatan apokaliptik lainnya (pasal 7 dan 10) telah terjadi debat tafsiran tentang periode dan kerajaan mana saja dalam peta eskatologis.
Tetapi kembali kepada yang dipaparkan di pasal 2 ini, mimpi itu sebenarnya adalah penglihatan dari konteks Nebukadnezar / zaman Daniel, dan inti pesannya adalah dalam penilaian Allah bahkan semua kerajaan termulia, terkuat, terhebat pun mengalami proses kemerosotan dan kemunduran dan pelemahan. Hanya Kerajaan Allah yang mulai dari batu hina tidak terduga yang akhirnya akan kekal selama lamanya
Hal lain lagi adalah dari perspektif apokaliptik yang teleskopik, penglihatan dan artian tentang perjalanan sejarah dunia ini hanya melihat momen-momen tertentu dan tidak semua unsur, mengenai kerajaan dan momen dalam sejarah dunia. Ini penglihatan teleskopik yang bertumpuk dan meloncar-loncat.
Pelajaran untuk masa kini:
1) Dari perspektif Daniel dkk: sadar akan kesanggupan Allah menolong, kekuasaan mutlak Allah dalam sejarah dunia, dan akibatnya keberanian untuk memberi artian yang menyiratkan peringatan Allah atas penguasa dunia. Juga tidak perlu bingung dan takut karena haru biru, gonjang ganjing pasang surut sikon sosial -ekonomi -politik dunia.
2) Orang percaya perlu memiliki kepekaan dan kesanggupan melihat / membaca / menilai peristiwa-peristiwa dunia ini dalam dua perspektif, dua cara menilai dan berespons serta bersikap benar di tengah dunia yang tidak menentu ini.
3) Apakah kita orang percaya dan gereja memiliki kesadaran lemah-kuat, hina-mulia, kecil-besar tentang pekerjaan Tuhan dalam gereja, misi, dan peran kita? Kita triumfalis atau inferior? Kita bangga atau rendah hati? Kita larut arus dunia atau main peran dalam drama Allah?
Penulis : Paul Hidayat
Disampaikan : Fu Kwet khiong
Bapak Paul Hidayat adalah
Penggerak Pelayanan Literatur untuk Hamba Tuhan (PELIHAT)
29 JUL 2020 · Daniel 2:17-30
Sekali lagi bagian ini bukan berfokus pada isi dan arti mimpi tentang peristiwa-peristiwa dunia sesudah Nebukadnezar, melainkan pada keelokan sifat, sikap dan tindakan Daniel,
poros utamanya adalah kedaulatan. kemahatahuan, dan kemahabijakan Allah.
Daniel sadar bahwa para orang bijak Babilonia itu sudah mengatakan, tidak ada siapa pun dapat memenuhi permintaan raja, hanya Tuhan Allah yang sanggup.
Maka Daniel bukan mencari kitab-kitab astrologi, nujum, tafsir mimpi Babil tetapi mencari Pribadi satu-satunya yang dapat menyingkapkan baik isi maupun arti mimpi Nebukadnezar.
Sesudah permohonannya kepada raja agar hukuman mati ditunda, Daniel menemui tiga sahabatnya untuk berdoa memohon kasih sayang Tuhan yang mengetahui rahasia tentang mimpi raja sehingga mereka jangan mengalami hukuman mati itu. Tidak disebutkan apa isi doanya. Kalau kita bandingkan ke ucapan syukurnya sesudah memperoleh penjelasan Tuhan, juga ke ps 3 & 6, pasti doanya tidak berlebihan tetapi sederhana namun terpusat kepada Allah, kemuliaan Allah _(shamayim_), permintaan kasih sayang Allah untuk memaparkan rahasia _(raz_)_ mimpi; supaya jangan terjadi penghukuman yang kejam dan tidak adil itu. Inilah iman dalam tindakan. Meski dalam kondisi sangat mustahil, ada Allah yang pegang kendali, yang telah campur tangan dalam mimpi Nebukadnezar yang juga akan memberi rahasia itu. Momen genting itu menjadi momen kesempatan peragaan kuasa dan hikmat Allah kepada mata para petinggi dan pemikir dunia!
Seperti teertulis di Amsal 1:7, orang yang takut Allah, yang mengandalkan Allah dan mengutamakan hikmat dan kuasa serta pertolongan-Nya, beroleh hikmat sejati.
Boleh jadi, semalaman mereka memohon dalam doa agar Allah mengaruniakan hal yang mustahil menjadi kenyataan. Dan, langsung sesudah Tuhan membukakan isi dan arti mimpi Nebukadnezar, hal yang para berilmu, berhikmat magis, pelihat nasib terbentur oleh batas wilayah kemahakuasaan, kemahatahuan dan kemahabijakan Tuhan Allah, mereka menaikkan mazmur pujian ini.
Mari kita renungkan, resapi dan belajar menjadikan hal berikut ini juga menjadi pola doa-doa penyembahan dan puji syukur kita:
"Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya,
sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!
Dia mengubah saat dan waktu,
Dia memecat raja dan mengangkat raja,
Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;
Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga
dan yang tersembunyi,
Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.
Ya Allah nenek moyangku,
kupuji dan kumuliakan Engkau,
sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan,
dan telah memberitahukan kepadaku
sekarang apa yang kami mohon kepada-Mu:
Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja."
Mazmur ini berisi beberapa poin penting dalam penyembahan dan doa kita:
1) Memuji Tuhan dan mengakui Dia pemilik hikmat dan kekuatan.
2) Mengakui kendali Tuhan atas waktu dan sejarah.
3) Mengakui kebenaran sosial-politis: Tuhan mengendali jatuh bangun kuasa dan penguasa dunia ini.
4) Dia yang memberi hikmat kepada orang yang berhikmat dan yang bijaksana,
5) Dia yang menyingkapkan hal yang di luar pemikiran, pengertian dan penglihatan manusia.
6) Tuhan Allah adalah Allah nenek moyang Daniel. Dengan kata lain: YHWH Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah yang hidup, Pencipta, Pemelihara, Perencana Keselamatan.
7) Dimeteraikan dengan puji syukur atas pengabulan permintaan Daniel dalam sikon pelik dan genting itu.
Daniel tidak melangkahi Ariokh, juga tidak pusing bahwa Ariokh seolah menonjolkan peran dirinya sambil mengecilkan Daniel ketika mempertemukan Daniel ke hadapan raja. Terlebih dulu ia mengingatkan supaya pelaksanaan hukuman dibatalkan sebab ia telah mendapat arti mimpi itu dari Tuhan. Demikian indahnya karakter dan sikap serta tindakan Daniel. Lebih lagi sesudah mendapat jawaban Tuhan, Daniel menyatakan kepada Ariokh kepeduliannya tentang nasib semua orang berhikmat yang terancam pembunuhan. Ia bukan hanya memikirkan kehidupannya sendiri, bukan juga mementingkan kelangsungan posisinya di Babilonia, melainkan memikirkan kesejahteraan orang lain.
Apa isi ucapan Daniel di hadapan Nebukadnezar?
1) Daniel menyatakan fakta bahwa orang pandai dengan ilmu gaib apa pun bukan pihak yang patut raja andalkan!
2) Raja perlu disadarkan bahwa jalan dan rahasia sejarah ada d tangan Allah dan bukan di otak atau benak para dukun. Kuasa dan hikmat mereka palsu dan menyesatkan, sebab bukan berasal dari sumber hikmat dan kuasa sejati.
3) juga Raja perlu sadar untuk tidak sewenang-wenang menuntut dan memberi perintah kepada orang bawahannya.
Mimpi Nebukadnezar itu sesungguhnya timbul pada Nebukadnezar karena
“pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari,” dan
karena “Dia yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.” Dengan kata lain, mimpi bisa merupakan tampilan gumulan jiwa sendiri dan mungkin berbarengan dengan itu Allah bekerja di dalam dan mengarahkan mimpi tersebut.
Siratan lain, mimpi Nebukadnezar – mimpi seorang raja kafir – menjadi wahyu tentang sejarah dunia dari Tuhan Allah atas sejarah.
4) Allah yang di sorga yang menyingkapkan rahasia2. Ia sendiri sebenarnya yang memberitahukan rahasia hari-hari kemudian (ke depan, di hari-hari akhir).
*Pelajaran untuk masa kini:*
1) Tanpa mengabaikan kepandaian yang kita dapat dari mempelajari berbagai ilmu dan kemampuan teknologi, orang percaya harus lebih memanfaatkan hikmat bijaksana yang datang dari Tuhan dan yang diterima melalui hubungan percaya, harap dan kasih yang riil dengan sang sumber kebenaran.
2) Menyingkapkan kebenaran teologis sangat mungkin berarti menyampaikan kebenaran yang mengritik pihak lain dan berarti membahayakan diri orang percaya. Menyatakan bahwa Tuhan Allah mengangkat dan mengganti kuasa dan penguasa adalah benar namun sangat berbahaya. Orang percaya harus berani seperti Daniel dan Ester menegakkan kebenaran juga dalam ranah politik. Bandingkan pernyataan politis Daniel dengan BANYAK pernyataan politis lain dalam Alkitab. Lihat misalnya: Keluaran 15;6-7,
3) Apa beda doa dan isi puja-puji-sembah Kristen kekinian dari yang dicontohkan Daniel ini? Harus bagaimana kita me-reformasi penyembahan kekinian?
4) Tentang mimpi: Kita perlu kearifan membedakan mana yang natural, mana yang datang dari si jahat, mana yang natural yang dikendali oleh Allah menjadi penyingkapan oleh-Nya, dan mana yang sepenuhnya supernatural. Ini yang oleh Paulus disebut sebagai karunia Roh untuk membeda-bedakan roh.
5) Masihkah Allah menyatakan diri dalam mimpi manusia? Masihkah mimpi dapat dianggap sebagai bagian dalam spiritualitas, teologi dan pertimbangan orang percaya zaman Perjanjian Baru? Dalam PL dan PB beberapa kali kita bertemu dengan Allah mewahyukan rencana atau kehendak-Nya melalui mimpi – misalnya Yusuf PL dan PB. Yoel menubuatkan bahwa akan terjadi pencurahan Roh (2:28, digenapi di hari Pentakosta – lihat Kisah Para Rasuk 2:17) dan orang usia tua akan bermimpi dan para teruna akan mendapatkan visi. Dari pertimbangan 1) nubuatan Yoel,
2) catatan tentang mimpi dan penglihatan dalam PL dan PB,
3) kebenaran teologis bahwa Tuhan Allah hidup dan terus berkarya,
4) kapasitas jiwa seperti pikiran, emosi, ingatan, imajinasi, dlsb. adalah potensi-potensi yang Allah ciptakan untuk manusia,
5) manusia dengan semua kapasitasnya telah jatuh dan cemar dalam dosa; maka, mimpi dan penglihatan masih bisa berlaku dan dapat diterima sejauh
Penulis : Paul Hidayat
Disampaikan : Fu Kwet khiong
Bapak Paul Hidayat adalah
Penggerak Pelayanan Literatur untuk Hamba Tuhan (PELIHAT)
24 JUL 2020 · Daniel 2:1-16
Pasal ini adalah satu-satunya mimpi dan tafsir mengenai kekuatan-kekuatan militer dan politik zaman Daniel periode Nebukadnezar dan selanjutnya. Karena isu isi dan arti mimpi ini, maka kecenderungan kita adalah memikirkan apa yang disingkapkan dalam mimpi Nebukadnezar itu tentang peristiwa-peristiwa mendatang. Padahal jika kita membaca pasal 2 ini sebagai kelanjutan dari pasal 1 dan ayat yang dipakai untuk penjelasan isi dan mimpi Nebukadnezar dibanding sikap Daniel tentang hal tersebut, maka pesan utama pasal ini bukan pada mimpi tetapi pada keutamaan Allah dan hikmat bijaksana ilahi yang Ia berikan kepada para hamba-Nya yang setia dan berkomitmen sambil memberi teguran kepada Nebukadnezar.
Pasal 1 terutama menekankan bahwa disiplin makan Daniel dkk. yang mungkin mengandung makna moral-spiritual-teologis dan politis membuat mereka unggul secara jasmani terhadap para terdidik Universitas Babilonia lainnya. Kini di pasal 2 datang ujian lain ke hadapan para bijak tersebut: menceritakan isi mimpi Nebukadnezar dan memaparkan arti mimpi tersebut. Ternyata Daniel dkk. unggul lagi. Semua orang pandai dan berhikmat di Babilonia menyerah, Daniel dkk. sesudah berdoa dan mendapat penyingkapan dari Tuhan sanggup melakukan keduanya – menceritakan isi mimpi raja dan menyingkapkan artiannya. Daniel dkk., dengan menempuh disiplin diri tersebut bukan saja tidak mengalami kelemahan jasmani, bahkan kini terbukti bahwa mereka juga lebih unggul secara intelektual atau lebih lagi secara keilmuan Mesopotamia yang mencakup bidang meluas dari anatomi organ tubuh untuk meramal, sampai ramalan perbintangan, dan berbagai kesanggupan adikodrati lainnya.
Maka pasal 2 ini seolah panggung pertandingan dua kelompok orang berhikmat. Di satu sisi semua orang Kasdim – Kasdim biasanya dipakai untuk seluruh bangsa Babilonia termasuk Nebukadnezar, tetapi di sini dipakai untuk semua orang cerdik pandai dan berhikmat, yaitu para astrolog, ahli nujum, pelihat, peramal, (sekarang dalam koteks kita di sini dikenal sebagai paranormal, ahli Feng Shui, dukun, orang pintar, ahli mantra, ahli totok aura, guru semedi, pelihat, indigo, dan semacam itu), termasuk Daniel dkk. yang juga sudah diajar dan membaca banyak buku perklenikan Babilonia dan Mesopotamia. Di sisi lain panggung adalah 4 sekawan itu, yang hanyalah orang buangan Yahudi (istilah itu dipakai oleh Ariokh: “orang-orang buangan Yehuda” (ay. 25), yang ternyata sanggup melakukan apa yang diminta raja Nebukadnezar. Dan ini terjadi karena Allah yang mengendalikan panggung sejarah dunia juga melihat sampai ke kedalaman rahasia hati, bawah sadar manusia. Malah mungkin dalam konteks ini, mimpi yang sejatinya adalah apokalip (penyingkapan) tersebut memang dimunculkan oleh Tuhan Allah ke dalam kerumitan kejiwaan Nebukadnezar.
Nebukadnezar bermimpi. Entah ia benar-benar lupa isi mimpinya, atau ia hanya ingin menguji para berhikmat di sekitar dia, kita tidak diberitahu. Ia memanggil semua mereka dan meminta mereka memberitahu isi dan arti mimpinya. Sampai dua kali para berhikmat itu meminta raja menceritakan isi mimpinya dan mengakui bahwa, 1) tidak ada siapa pun di antara para cerdik pandai dapat melihat ke isi mimpi orang lain, 2) tidak ada raja mana pun pernah memberi tugas seberat itu, dan 3) hanya para dewa memiliki kemampuan yang diminta raja.
Dua kali juga Nebukadnezar menjadi marah – marah pertama meningkat menjadi marah besar kali keduanya. Baik janji pahala maupun ancaman akan dibunuh tidak dapat mengubah fakta bahwa semua para berhikmat tidak memiliki kemampuan itu. Di Babel ada cara penyiksaan dimana tangan-kaki orang diikat ke batang pohon, pucuk pohon diikat, lalu sesudah tertarik ketat, ikatan tali dipotong, sehingga pohon2 akan menarik tubuh terikat itu tercabik 4. Meski dengan ancaman itu pun mereka memang tidak bisa berbuat apa2. Hanya para dewa yang bisa. Dalam frustrasi dan marahnya raja memutuskan memusnahkan mereka semua.
Karena Daniel dkk. juga termasuk yang dididik untuk berhikmat Babilonia, ia dkk juga terancam akan dibunuh. Tetapi tanpa ada kesan panik, egois dlsb., dengan bijak dan cerdik ia bertanya kepada Ariokh, “mengapa perintah yang keras itu dikeluarkan oleh raja.” Lalu terjadilah penundaan terhadap pembantaian besar-besaran atas semua orang cerdik pandai.
Situasi Daniel mirip situasi Ester, berdiam diri bukan selamat tetapi akan mati, berusaha sesuatu salah-salah akan mati juga. Bila di pasal 1 Daniel meminta kepada Aspenas agar dibolehkan berganti menu, kini “dengan cerdik dan bijaksana” Daniel menghadap Ariokh dan bertanya. Betapa penting bertanya, mengerti masalah / fakta sebelum bicara / bertindak! Apa tindakan Daniel? 1) menghadap raja dan meminta diberi waktu untuk memberitahukan mimpi & maknanya. Maksudnya Daniel ingin menanyakan Tuhan sendiri; 2) berbagi beban doa kepada tiga sahabatnya.
Pelajaran untuk masa kini:
1) Perjalanan hidup adalah rangkaian komitmen, ujian dan makin bersandar kepada Tuhan, dst. Peristiwa yang menguji itu bisa:
A) menjadi kesempatan untuk berperan lebih besar bisa juga terhenti total,
B) bentuknya kini adalah kontes yang berimplikasi konflik dengan kelompok yang mengandalkan kuasa gelap dan kuasa lain yang bukan dari Tuhan.
2) Dekat Tuhan membuat hamba-Nya tidak panik dalam situasi krisis tetapi pikiran, perasaan, pertimbangan dan tindakan ditandai ketenangan, sikap bijak dalam relasi, pengendalian diri, rendah hati, dan selalu mencari hadirat Allah. Meski pandai dan berilmu menurut kriteria Universitas Babilonia, mereka tetap mengandalkan Tuhan.
3) Catatan: John Calvin dalam tafsirannya menyalahkan Daniel yang meminta supaya perintah raja ditunda. Menurut dia sebaiknya perintah itu dibiarkan dulu terjadi supaya semua para astrolog, praktisi klenik Babil dilenyapkan. Bagaimana komentar Anda?
Penulis : Paul Hidayat
Dibawakan : Fu Kwet khiong
Bapak Paul Hidayat adalah
Penggerak Pelayanan Literatur untuk Hamba Tuhan (PELIHAT)
22 JUL 2020 · apakah impian kamu hancur di masa covid-19 ini?
kamu patah semangat? kamu tanpa harapan?
semua yang kamu rencanakan tidak berjalan di tahun ini,
padahal kamu sudah punya rencana indah dengan teman-temanmu, hendak berlibur kesana sini, akan kuliah disini atau disitu, rencana join bisnis buka usaha baru.
semua rencanatidak terwujud.
kamu tidak habis pikir, kenapa saat usiamu sedang produktif, kondisi dunia seperti ini.
Kamu berencana keluar dari mimpi buruk ini dan kamu segera merencanakan jalan keluar.
Kamu sangat yakin kemana langkah selanjutnya.
Rencana kamu tampak bagus , jauh lebih bagus daripada yang sebelumnya.
kamu berpikir , hal terbaik untuk dilakukan adalah cepat-cepat memulai awal yang baru.
kamu begitu terobsesi mengejar rencana baru yang lebih baik lagi.
Masalahnya Tuhan memiliki rencana lain yang jauh lebih baik dan jauh lebib indah.
kalau kamu sudah menulis babak kehidupan selanjutnya
dan
kamu pikir kamu lebih tahu apa yang ada di depan,
maka kamu sebenarnya sedang terjebak kembali ke dalam perangkap kesombongan.
Kamu lupa bahwa ada penulis kehidupan kamu
sesungguhnya adalah Tuhan.
Tuhan punya rencana lain yang tidak terselami oleh hati kamu, dan itu semua untuk kebaikan kamu.
Hikmat dan anugerah Tuhan tidak terbatas.
Kisah kamu adalah anugerah yang ditulis Dia.
setiap kejutan dalam cerita kamu dirancang untuk kebaikanmu.
Setia peristiwa yang tak terduga adalah alat anugerah Tuhan merangkai hidupmu.
Setiap temanmu yang tak terduga merupakan alat anugerah Tuhan membentuk hidupmu.
Setiap babak baru kehidupan kamu adalah untuk menjalankan rencana Tuhan.
Firman Tuhan berkata,
Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya.
Mengatakan rencana Tuhan itu lebih baik terdengar seperti penghinaan, sebab hal itu sudah pasti dan tentu sudah jelas.
Cara Tuhan lebih baik daripada cara kamu.
Rencana Tuhan sudah pasti lebih baik daripada rencana apapun yang kamu punya untuk dirimu.
Syukurlah bukan kamu jadi penulis kisah kehidupan kamu sendiri.
20 JUL 2020 · Jargon "Tuhan tak pernah berhutang" sudah sering kita dengar, bukan? Kebanyakan kita pasti menyetujuinya. Tapi kalau dipikir lebih dalam, ada yang salah ga sih dari kalimat itu? Kapan Tuhan pernah minta utang sama kita? Kapan Dia kekurangan? Bukankah Dia adalah Allah yang Mahakaya dan self-sufficient. Dia adalah Allah yang bisa mencukupi diri-Nya sendiri. Apakah Dia menciptakan dan membesarkan kita supaya kalau Dia kekurangan Dia bisa ngutang dari kita?
Yang selalu kekurangan dan berutang terus menerus adalah kita. Kita berutang kasih-Nya, pemeliharaan-Nya, penebusan-Nya, nyawa Anak-Nya, pengampunan-Nya, talenta-talenta dari-Nya, dan kehidupan kita sendiri, semua yang kita miliki tidak ada yang tidak berasal dari-Nya. Kita ini tidak lebih dari manusia bangkrut yang engga bisa ngasih apa-apa kepada Tuhan. Kalau pun kita ngasih Tuhan, yang kita kasih itu juga dari Tuhan. Mirip anak kecil yang bangga ngasih coklat sama bapaknya, padahal coklat itu juga berasal dari bapaknya.
Pemahaman jargon itu memutar balik kebenaran yang sesungguhnya sehingga kita merasa bisa mengutangi Allah dan lebih buruk lagi mengharapkan Dia membalas berkali-kali lipat kebaikan kita itu. Ini mirip konsep orang Yahudi yang hidup dalam Taurat dan tetangga sebelah kita yang hidup dalam konsep amal dan pahala. Bila suatu kebaikan dilakukan karena mengharapkan akan dibalas lebih banyak lagi, namanya bukan kebaikan tetapi dagang, sama seperti rentenir.
Duh... tentu Allah tidak "selugu" itu. Bila kita pancing dengan umpan sedikit, lalu Dia akan dengan sukacita memberi lebih banyak supaya Dia dikatakan tidak pernah berutang. Kalau Allah melakukan itu, kita semua akan salah memahami Pribadi-Nya.
Ada dari kita mungkin yang berkata, "Saya sudah mengalaminya. Allah membayar berkali-kali lipat apa yang saya tabur." Saya mau mengatakan, tanpa Anda "mengutangi Allah pun, kalau Allah mau memberi kepada Anda maka Anda akan diberi." Pemberian Allah tidak bersyarat dan tidak tergantung apakah Anda memberi Dia dulu dan berapa besarnya pemberian Anda itu. Inilah yang disebut anugerah karena Allah itu murah hati.
Karenanya, bila kita ingin memberi persembahan untuk pekerjaan Allah, berilah dengan kesadaran bahwa segala yang kita punya adalah milik Allah, dan berilah dengan kerelaan, bukan dengan mengharap imbalan.
Semoga mencerahkan bro and sis.
Renungan : Pdt. Benny Solihin
Dibawakan : Pdt. Fu Kwet Khiong
17 JUL 2020 · Bagian ini menarik karena sesudah “menerima” penggantian nama dan (mungkin juga) pengebirian, kini Daniel dkk. meminta izin untuk tidak memakan diet yang ditentukan raja. Raja jelas menetapkan diet mereka adalah “santapan raja dan anggur minuman raja.”
Perhatikan bagaimana ayat 1-7 dengan singkat, cepat menarasikan tentang kejatuhan Yerusalem, pembuangan Daniel dkk. ke Babilonia, penggantian nama mereka,
sementara untuk resolusi dan permintaan dan hasil dari menu beda dari hidangan raja butuh lebih banyak ayat.
Ini menyiratkan bahwa ada perenungan mendalam dan pergumulan cukup lama atau sukar sebelum mereka bulat dengan keputusan itu
dan akhirnya memetik hasil yang mengherankan. Dan di balik semua itu ada perkenan dan belas kasih Tuhan untuk mereka.
Mereka tidak menolak begitu saja atau melakukan mogok makan – intinya mereka tidak menunjukkan sikap dan tindakan frontal gegabah atau tergesa untuk menentang dan menolak makanan dan minuman itu. Melainkan, sesudah perenungan mendalam baru mereka mengajukan usul atau permintaan agar diet tersebut diganti dengan sayuran dan air minum biasa. Aspenas tidak berani mengabulkan permohonan tersebut, karena khawatir kalau sampai “daniel dkk kelihatan kurang sehat” dibanding para kaum muda terdidik lainnya yang menyantap makanan dan minuman raja.
Daniel dkk. kemudian memohon agar dibuat uji-coba selama sepuluh hari. Dan karena terbukti bahwa tampilan jasmani mereka sehat, bahkan “perawakan mereka lebih baik dan lebih gemuk daripada semua orang muda yang makan dari santapan raja,” maka Aspenas mengabulkan permintaan mereka. Rupanya diet makan sayuran dan minum air biasa itu berlanjut selama tiga tahun pendidikan Universitas Babilonia.
Pertanyaan yang menggelitik ialah, mengapa ganti nama dan belajar ilmu klenik serta dikebiri tidak mereka tolak, sedangkan makan santapan raja mereka tolak? Jawaban pastinya mungkin hanya pembaca masa itu yang tahu dan kita di zaman kini tidak tahu persis. Namun ada beberapa pertimbangan yang bisa dijadikan kemungkinan.
Pertama, peraturan santapan (Imamat 11) tentang yang dibolehkan dan yang dilarang (kosher dan non-kosher, istilah sekarang halal dan haram), termasuk bersantap dengan siapa saja yang dibolehkan dan dilarang. Tetapi, dalam peraturan tersebut tidak ada larangan minum anggur dan harus minum air biasa saja. Atau kedua, bisa jadi di kalangan bangsa-bangsa yang tidak mengenal YHWH ada kebiasaan mempersembahkan makanan dan minuman kepada dewa-dewa mereka. Tetapi, tidak seperti di Korintus yang hanya mempersembahkan daging, di Babilonia sayur pun dipersembahkan kepada berhala.
Kemungkinan lain, merujuk ke 10:3, rupanya sesudah tiga tahun masa pendidikan oleh dekrit Nebukadnezar itu, Daniel juga menyantap daging dan anggur. Karena, dikatakan bahwa ketika ia menetapkan untuk berkabung dalam puasa, ia tidak makan daging dan minum anggur. Dengan kata lain, diet Daniel dkk. sesudah masa tiga tahun pendidikan itu kembali seperti biasa meski mengikuti aturan Imamat Lewi 11. Maka, kemungkinan politis bisa dijadikan pertimbangan sebagai alasan mengapa Daniel dkk. menolak ikut makan diet raja. Rupanya makan hidangan raja bukan sekadar isu moral, spiritual dan teologis tetapi isu loyalitas dan ketundukan kepada raja. (Lihat 2 Raja-raja 25:29.) Bisa jadi menolak makanan dan minuman raja adalah pembahasaan “kami menolak untuk tunduk menjadi alat raja” – dan ini mungkin maksud dari mereka tidak mau “menajiskan diri” yaitu dalam arti menundukkan diri menjadi hamba dari raja yang kejam dan fasik dan tidak mengenal YHWH.
Pertimbangan Nebukadnezar untuk orang berhikmat yang ia inginkan adalah tampak sehat. Dari gambaran zaman itu, para penguasa digambarkan berotot, sementara para berhikmat digambarkan berkepala botak, mata besar, dan gemuk. Jadi isu persisnya apa kita tidak bisa mutlak, meski alasan politis itu bisa jadi pertimbangan cukup penting.
Isu yang terpenting adalah, TUHAN Allah berkenan pada keputusan tersebut dan memberkati empat sekawan itu dengan kasih sayang kepala istana, kesehatan dan kebijaksanaan. Pasal ini mulai dari Tuhan Allah yang kudus, berdaulat, mengatur panggung politik dunia, menyiapkan Daniel dkk. memasuki posisi berpengaruh di dalam kerajaan adidaya, dan beroleh kasih karunia Allah untuk berdiri sebagai hamba YHWH dan bukan hamba Nebukadnezar.
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, mereka sekalian dibawa Aspenas untuk menghadap Nebukadnezar. Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya. (ay 16-20)
Apa artinya ini? Mereka menguasai ilmu bedah liver untuk prediksi sikon, mereka menguasai ilmu perbintangan, mereka tahu semua mitos dan epik penciptaan, air bah, dlsb., mereka unggul melebihi semua para bijak lainnya. Semua akibat kesetiaan dan komitmen mereka kepada TUHAN Allah dan Tuhan memberkati mereka dengan hikmat dan kepandaian.
Pelajaran untuk masa kini:
1) Kita perlu memiliki kesetiaan dan komitmen kepada Tuhan sedini mungkin, agar dapat membedakan sejauh mana kita dapat dan boleh berinteraksi dan belajar dari kebudayaan luas, pada isu apa kita harus mengambil garis pisah yang jelas dan tegas. Keputusan awal ini pasti berpengaruh pada keputusan dan kemampuan lain sesudahnya, seperti pada peristiwa dapur api, gua singa, kemampuan melihat mimpi raja dan menafsirkannya.
2) Ada hal yang kadang kita anggap besar (ganti nama, dikebiri dll.) untuk Daniel dkk. zaman itu) mereka anggap masih bisa dijalani, ada hal kecil (untuk kita mungkin, yaitu kuliner dan sikap politis) yang ternyata justru mereka sikapi dengan tegas. Bagaimana kita dapat memiliki kepekaan seperti mereka? Kita perlu memiliki tidak saja moral-spiritual yang lurus tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan luas termasuk aspek sosial-ekonomi-politik.
3) Di akhir pasal ini Nebukadnezar harus menyadari bahwa ia tidak berkuasa atas Daniel dkk. dan yang ia atur tidak menentukan kondisi Daniel dkk. melainkan perkenan Tuhan Allah yang menentukan kondisi Daniel dkk. Bagaimana realitas ini boleh kita pupuk dalam interaksi sosial-ekonomi-politik kita masa kini?
Ditulis : Paul Hidayat
Disampaikan : Fu Kwet Khiong
Bapak Paul Hidayat adalah
Penggerak Pelayanan Literatur untuk Hamba Tuhan (PELIHAT)
17 JUL 2020 · Keluar dari zona nyaman bener-bener engga nyaman. Mirip dengan keadaan new normal yang engga normal. Kamu ngerasa ga, ada kecemasan, ketakutan, dan ketidakpastian dalam diri kamu untuk menjalani hari-hari di depan? Kamu lihat jalan di depan kamu engga jelas dan celakanya kamu seperti dipaksa melangkah dengan mata yang tertutup. Kamu engga tahu ke mana arahnya? Apa pegangannya? Duh.. bener-bener bikin sport jantung.
Tapi jangan kamu lupa, ada TUHAN. Dia yang telah ngejagain ke luar masuk kamu selama ini akan ngejagain kamu terus. Walau kamu engga ngelihat-Nya, sebenarnya Dia lagi menggenggam kamu erat-erat dalam telapak tangan-Nya. Pandangan kamu boleh ga jelas, tapi bagi Dia tidak. Jalan kamu boleh menakutkan, tapi bagi Dia tidak. Asal kamu percaya penuh pada-Nya, kamu akan ngalami betapa ajaibnya penyertaan TUHAN. Tenang aja....
Renungan : Pdt. Benny Solihin
Dibawakan : Pdt. Fu Kwet Khiong
Digital Legacy
Information
Author | Fu Kwet Khiong |
Organization | Fu Kwet Khiong |
Categories | Society & Culture |
Website | - |
fukhiong153@gmail.com |
Copyright 2024 - Spreaker Inc. an iHeartMedia Company